Kuta – Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) menerima kunjungan Monitoring dan Evaluasi (Monev) Program The Indonesian Aid Scholarships (TIAS) yang dilaksanakan di Hotel Truntum Kuta, Rabu (3/12/2025). Kegiatan ini merupakan bagian dari penilaian rutin yang dilakukan oleh Lembaga Dana Kerja Sama Pembangunan Internasional (LDKPI) bersama Direktorat Jenderal Kelembagaan Pendidikan Tinggi (Ditjen Diktiristek), untuk memastikan implementasi program TIAS berjalan sesuai standar mutu nasional dan pedoman penyelenggaraan beasiswa bagi mahasiswa asing.
Tim Undiksha dipimpin oleh Wakil Rektor bidang Akademik dan Kerja Sama, Prof. Dr. Gede Rasben Dantes, S.T., M.T.I., yang hadir bersama tim pengelola TIAS di Undiksha. Sementara itu, tim Monev dari LDKPI dipimpin oleh Ardi Setiadi Putra, selaku Spesialis pada Divisi Pelaksanaan Penyaluran Dana, dan didampingi oleh perwakilan Ditjen Kelembagaan, AA Sodikin,Tim POKJA Evaluasi Program Beasiswa Internasional.
Dalam sesi pembukaan, Prof. Rasben memaparkan perkembangan penyelenggaraan TIAS di Undiksha pada tahun akademik 2025, termasuk layanan akademik, pendampingan mahasiswa, hingga kolaborasi internasional yang sedang diperluas melalui sejumlah program pertukaran dan capacity building. “TIAS tidak hanya memberi kesempatan belajar bagi mahasiswa asing, tetapi juga memperkuat internasionalisasi Undiksha. Kami berkomitmen memberikan dukungan akademik dan non-akademik terbaik bagi seluruh penerima beasiswa,” ujarnya.
Bagian pertama monev difokuskan pada pelaksanaan program Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) yang menjadi komponen wajib bagi seluruh mahasiswa TIAS. Evaluator dari LDKPI dan Ditjen Kelembagaan meninjau kurikulum, metode pembelajaran, kompetensi pengajar, serta hasil capaian pembelajaran mahasiswa.
Kepala UPA Bahasa Undiksha, Ida Ayu Made Istri Utami, S.Pd., M.Pd., memaparkan bahwa program BIPA di Undiksha menerapkan pendekatan komunikatif dan berbasis budaya Bali. “Kami menekankan integrasi bahasa dan budaya agar mahasiswa tidak hanya fasih berbahasa Indonesia, tetapi juga memahami nilai-nilai dan konteks sosial budaya,” jelasnya. Tim Monev memberikan apresiasi terhadap kejelasan modul BIPA, portofolio mahasiswa, serta aktivitas cultural immersion yang telah dijalankan Undiksha.
Dalam bidang keuangan, Undiksha dinilai telah memenuhi indikator tata kelola, meskipun evaluator memberikan sejumlah rekomendasi penyempurnaan pada sistem pelaporan digital agar lebih efisien.
Kegiatan Monev juga diisi dengan sesi wawancara terhadap dua mahasiswa penerima beasiswa TIAS Undiksha, yaitu Anousa Vonghachack dari Laos dan Abba Idris Hassan dari Nigeria. Secara umum, kedua mahasiswa mengungkapkan terkait pengalamannya mengikuti program BIPA serta proses adaptasi dengan lingkungan Undiksha dan Bali. “Pengajar BIPA sangat membantu saya memahami bahasa Indonesia lebih cepat. Saya juga menikmati suasana kampus di Singaraja yang ramah dan nyaman untuk belajar,” ujar Anousa.
Sementara, Abba Idris menyampaikan apresiasinya kepada Undiksha yang menyediakan dukungan akademik yang baik, terutama melalui dosen pembimbing dan kegiatan learning support. “Saya merasa diterima dengan sangat baik di Undiksha. Program TIAS membuka kesempatan besar bagi saya untuk mengembangkan ilmu dan keterampilan,” ungkapnya.
Pada akhir kegiatan, AA Sodikin menyampaikan bahwa hasil Monev ini menjadi dasar bagi LDKPI untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan beasiswa di seluruh perguruan tinggi mitra. “Undiksha telah menunjukkan komitmen yang kuat dalam penyelenggaraan TIAS. Kami berharap rekomendasi yang diberikan dapat memperkuat posisi Undiksha sebagai perguruan tinggi yang siap bersaing di tingkat internasional,” tutupnya.
Undiksha berkomitmen terus meningkatkan mutu layanan bagi mahasiswa asing serta mendorong penguatan program internasional sesuai visi kampus sebagai International Reputable University. (Adm)







