Hari ini, Senin (1 Juli 2019), jajaran pimpinan Undiksha, Rektor, Prof. Dr. I Nyoman Jampel, M.Pd., didampingi Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemitraan, Dr. Gede Rasben Dantes, S.T., M.T.I dan Dekan Fakultas Bahasa dan Seni, Prof. Dr. Putu Kerti Nitiasih, M.A., serta Kepala Kantor Urusan Internasional dan Kemitraan, Dr. Ni Made Ratminingsih, M.A. menerima tamu dari Atase Pendidikan Konsulat Jenderal RI di Beijing, Yaya Sutarya, M.Pd. dan delegasi dari Jilin International Studies University (JISU), Tiongkok, Dekan Fakultas Bahasa Oriental JISU, Prof. Wang Zhiguo didampingi oleh guru bahasa Indonesia setempat di JISU, Liu Yueming, M.A. JISU berminat untuk membangun kerja sama dengan Undiksha khususnya dalam pertukaran mahasiswa, dosen, dan akademisi dalam bidang studi bahasa Indonesia dan bahasa Mandarin. Rektor Undiksha menyambut positif tawaran kerja sama yang disampaikan melalui Atase Pendidikan KBRI Beijing, Yaya Sutarya, M.Pd. Menurutnya, kerja sama tersebut merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas institusi, sekaligus mendukung internalisasi di dalam negeri yang telah dicanangkan pada tahun 2019. “Begitu ada tawaran untuk menjalin kerja sama, kami langsung merespons positif,” terangnya.
Pada pertemuan yang berlangsung di Ruang Rektor I Ganesha I tersebut, Prof Jampel juga berharap kerja sama dapat dilakukan untuk bidang lain, seperti bidang vokasi dan pendidikan yang kini tengah digalakkan Undiksha. “Kami terus membuka peluang kerja sama di luar Pendidikan Bahasa Indonesia dan Bahasa Mandarin,” ujarnya. Hal ini juga sebagai salah satu cara untuk mempercepat terwujudnya visi sebagai universitas unggul berlandaskan falsafah Tri Hita Karana di Asia pada tahun 2045.
Dekan Fakultas Bahasa Oriental JISU, Prof. Wang Zhiguo menyampaikan telah menjalin kerja sama dengan sepuluh perguruan tinggi di luar negeri dalam bidang pendidikan bahasa Mandarin. Hal serupa diharapkan dapat terjalin dengan Undiksha secara berkelanjutan, meski saat ini belum ada Program Studi Bahasa Mandarin. “Mahasiswa Undiksha bisa belajar Bahasa Mandarin di sana, sebulan atau seminggu. Bisa juga belajar budaya. Mahasiswa kita juga bisa ke Undiksha untuk belajar Bahasa Indonesia. Bisa juga tukar dosen,” ungkapnya.
Sementara itu, Atase Pendidikan KBRI Beijing, Yaya Sutarya, mengatakan, Tiongkok mengalami perkembangan yang sangat pesat, khususnya di bidang pendidikan. Kualitas sumber daya manusianya melesat dalam waktu yang relatif singkat. Hal ini menjadi dasar yang sangat layak untuk diajak bekerja sama, termasuk Undiksha. “Kita harus belajar dengan Tiongkok, termasuk dalam hal pengembangan bisnis,” ungkapnya.
Sebagai perwakilan Indonesia di Beijing, ia mengatakan ada berbagai hal yang bisa dikerjasamakan di bidang pendidikan, termasuk pendidikan bahasa di luar negeri, seperti kelautan dan kimia. Ia juga menegaskan bahwa pemerintah Indonesia memberikan perhatian dalam bentuk beasiswa melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. “Saya ingin perguruan tinggi yang belum cukup besar bisa terakomodir dalam program ini termasuk Undiksha,” pungkasnya.