Singaraja- Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) terus memperluas kerjasama tingkat Asia dalam bidang pengembangan pendidikan. Kali ini dijalin dengan Xinyang Normal University. Kerjasama ini diwujudkan dengan pendirian Balingkang Confusius Institute yang diresmikan, Jumat (12/1/2024).
Peresmian ini dilakukan oleh Rektor Xinyang Normal University, Prof. Jun Li dan Rektor Undiksha, Prof. Dr. I Wayan Lasmawan, disaksikan oleh perwakilan Pj. Gubernur Bali, Konsul Jenderal Konsulat Jenderal Tiongkok di Denpasar, Zhu Xinglong, Wakil Ketua dan Sekretaris Jenderal Yayasan Pendidikan Internasional Tiongkok, Zhao Lingshan, serta jajaran pimpinan lainnya di Undiksha.
Rektor Prof. Dr. I Wayan Lasmawan, M.Pd., menyampaikan rasa bangga dan bahagia atas peresmian Balingkang Confusius Institute ini. Kehadiran berbagai pihak dinilai sebuah bukti bahwa ide, gagasan, yang terbangun melalui kerjasama antara Undiksha dengan Xinyang Normal University adalah sesuatu yang pantas dibanggakan. Dikatakan, pendirian Balingkang Confusius Institute adalah sebuah bukti keseriusan Undiksha sebagai salah satu Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan terkemuka di kawasan Indonesia Timur dan Xinyang Normal University untuk memberdayakan dan menguatkan serta membangunkan marwah umat manusia khususnya pada segmen pendidikan dan budaya.
Balingkang Confusius Institute ini dilegesikan penamaannya terinspirasi dari catatan sejarah yang demikian luhur bahwa bangsa Tiongkok sebenarnya sudah hadir dan ada di pulau Bali khususnya dikawasan Kintamani. Ini terlahir dari kisah manis, kisah suci, kisah cinta antara raja Jaya Pangus dengan Kang Cing Wie. Tentu penamaan Balingkang bukan sesuatu yang biasa-biasa saja. Tapi dengan menyebutkan nama Balingkang, diharapkan semuanya sepakat bahwa Balingkang Confusius Institute akan membawa kebangkitan dan kemaslahatan nilai-nilai budaya dan bahasa Tiongkok di Bali yang dapat membangun kesadaran internasional antara Undiksha dengan Xinyang Normal University. “Kami Undiksha sangat berbangga dengan dibukanya confusius ini sebagai confusius termuda di Indonesia dan bahkan satu-satunya provinsi di Indonesia yang memiliki dua confusius adalah Bali,” ungkap Prof. Lasmawan.
Pendirian confusius ini sejalan dengan mailstone yang ditegaskan sejak tahun 2019 bahwa bagaimana Undiksha menjadi wahana, media pembelajaran bagi masyarakat asing dengan program International Reputable University in Education and Leadership (IRUEL). “Kami sudah mrmbangun berbagai kerjasama dengan berbagai institut, universitas, stakeholder yang lain baik di luar maupun dalam negeri dan sebagai pembuktian saat ini dapat disampaikan ada 61 mahasiswa dari Tiongkok yang menjadi mahasiswa Undiksha di program magister dan doktor,” katanya.
Keberadaan confucius ini sudah mendapatkan respon yang luar biasa. Ditunjukkan dari kursus bahasa mandarin yang cukup banyak peminatnya. Menurut Prof. Lasmawan, ini adalah awal yang baik dan perlu terus didukung dengan pengembangan program. “Karena sebuah kerjasama mestinya terbangun dalam formasi sinergitas tanpa batas yang bersifat saling menguntungkan,” imbuhnya.
Di tempat yang sama, Rektor Xinyang Normal University Prof Li Jun dalam sambutannya mengatakan keberadaan Institut Konfusius Balingkang merupakan kerja kolaboratif dan siap menyongsong masa depan yang menjanjikan. Menurutnya kerjasama ini juga memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat Indonesia untuk memahami bahasa dan budaya Tiongkok. Selain juga masyarakat Tiongkok memahami bahasa dan budaya Indonesia.
Menurut Prof. Li Jun, keberadaan Institut Konfusius Balingkang juga bukan hanya untuk kerjasama di bidang akademik semata. Namun diharapkan mampu menguatkan kerjasama dan membangun marwah sumber daya manusia melalui kerjasama Internasional.
Direktur Indonesia Institut Konfusius Balingkang, Putu Ayu Prabawati Sudana mengungkapkan sejumlah program sudah direncanakan pada tahun 2024 ini. Salah satunya adalah kelas Mandarin. Balingkang Confucius Institute akan melakukan ujicoba ke sejumlah sekolah, baik jenjang SD, SMP, maupun SMA. “Selain pelatihan, tujuan lain yakni pembangunan salah satu riset center tentang bahasa dan pengajaran Bahasa Mandarin yang akan kami lakukan pada lingkup internal maupun eksternal,” terangnya.