Bengkala – Sebagai wujud nyata implementasi Kerja Sama Internasional, Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) menginisiasi program international research collaboration dengan University de Moncton, Kanada. Program ini digawangi langsung oleh salah satu dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Dr. I Dewa Gede Budi Utama, S.Pd., M.Hum. bersama 5 peneliti dari University de Moncton. Kegiatan yang bertajuk Kolok Identity in Public Sign, dinisiasi sejak November 2023, dilanjutkan secara berkesinambungan hingga 18 November 2024 di Desa Bengkala.
Dewa Gede Budi Utama, yang akrab disapa Pak Dedi ini mengungkapkan bahwa melalui penelitian ini, diharapkan muncul pemahaman yang lebih mendalam mengenai eksistensi komunitas kolok di Desa Bengkala. “Kami berharap melalui kegiatan ini bagaimana identitas mereka (komunitas kolok, red) terwakili dalam ruang publik. Selain itu, kerja sama akademik ini juga menjadi langkah penting dalam memperkuat jejaring internasional Undiksha, serta membuka peluang bagi penelitian-penelitian lintas negara yang mengangkat isu sosial-budaya di masyarakat,” ujarnya.
Hal senada diungkapkan oleh Charles Gaucher, salah satu tim dari Moncton yang menegaskan bahwa Desa Bengkala menjadi salah satu Desa yang memiliki keunikan terkait Deaf-Mute Public Sign. “Bukan hanya keberadaan komunitas kolok, tetapi juga penggunaan bahasa isyarat lokal untuk orang bisu. Bahasa ini telah menjadi sarana komunikasi sehari-hari, baik di antara penyandang tuna rungu maupun dengan masyarakat umum, sehingga memperlihatkan harmoni sosial yang khas,” ujarnya.
Untuk diketahui, Desa Bengkala, yang berada di Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng, Bali, dikenal luas sebagai “Desa Kolok (Bisu)”. Dikarenakan, sekitar 2% dari total penduduk desa ini lahir dalam keadaan tuli-bisu.
Representasi identitas komunitas Kolok yang diwujudkan dalam ruang publik Desa Bengkala, melalui tanda-tanda ruang yang mencerminkan keunikan budaya dan identitas komunitas tersebut. Selain Gaucher, terdapat 3 akademisi lain yang tergabung dalam tim ini yakni, Lilian Negura, Geneviève Piérart, dan Jessica Breau yang merancang serta melaksanakan kajian lapangan terkait identitas komunitas kolok dalam ruang public. (Adm)